Seiring
kebutuhan rumput laut yang semakin meningkat, baik untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri maupun luar negeri, sekaligus memperbesar devisa negara dari
sektor non-migas, maka cara terbaik untuk tidak selalu menggantungkan
persediaan dari alam adalah dengan melakukan budidaya rumput laut. Hingga saat
ini, produksi rumput laut sangat besar didukung oleh budidaya. Berdasarkan data
DKP, 99.73 persen produksi Indonesia adalah dari hasil budidaya. Hal tersebut
dapat terjadi karena potensi alam Indonesia yang sangat mendukung dan hampir
dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.
Secara umum,
budidaya rumput laut Indonesia masih dilakukan dengan sederhana. Ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput laut, yang juga dapat
menentukan keberhasilan budidaya itu sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Pemilihan lokasi yang memenuhi
persyaratan bagi jenis rumput laut yang akan dibudidayakan. Hal ini perlu dilakukan
karena ada perlakukan yang berbeda untuk tiap jenis rumput laut
2. Pemilihan atau seleksi bibit
yang baik, penyediaan bibit dan cara pembibitan yang tepat.
3. Metode budidaya yang tepat
4. Pemeliharaan tanaman
5. Metode panen dan perlakuan pasca
panen yang benar
6. Pembinaan dan pendampingan
secara kontinyu kepada petani.
Budidaya rumput laut dewasa ini
semakin digalakkan, baik secara intensif maupun ekstensif dengan memanfaatkan
lahan yang ada. Kini, budidaya rumput laut tidak hanya dilakukan di perairan
pantai (laut) tetapi juga sudah mulai digalakkan pengembangannya di perairan
payau (tambak).
Budidaya rumput laut di perairan
pantai amat cocok diterapkan pada daerah yang memiliki lahan tanah sedikit
(sempit) serta berpenduduk padat, sehingga diharapkan pembukaan lahan budidaya
rumput laut diperairan dapat menjadi salah satu alternatif untuk membantu
mengatasi lapangan kerja yang semakin kecil. Menurut Indriani dan Suminarsih
(1999), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk budidaya rumput
laut di perairan pantai, yaitu :
1. Pemilihan Lokasi
Beberapa persyaratan yang
diperhatikan terkait dengan lokasi yakni : perairan cukup tenang, terlindung
dari pengaruh angin dan ombak; tersedianya sediaan rumput alami setempat
(indikator); juga dengan kedalaman yang tidak boleh kurang dari dua kaki
(sekitar 60 cm) pada saat surut terendah dan tidak boleh lebih dari tujuh kaki
(sekitar 210 cm) pada saat pasang tertinggi. Selain itu juga harus didukung
dasar perairan (tipe dan sifat substratum) yang digunakan. Faktor lain yang
juga perlu diperhatikan adalah kualitas air, akses tenaga kerja, perizinan, dan
sebagainya.
2. Melakukan uji penanaman
Setelah menemukan lokasi yang
secara umum sudah baik, perlu dilakukan uji penanaman untuk mengetahui apakah
daerah tersebut memberikan pertumbuhan yang baik atau tidak. Pengujian
dilakukan dengan metode tali dan metode jaring. Pada metode tali digunakan tali
monofilament atau polyethilene yang diikatkan pada dua tiang
pancang yang dipasang dengan jarak sekitar 12 meter. Sedangkan pada metode
jaring dapat menggunakan jaring monofilament atau polyethilene dengan
ukuran 5 x 2.5 m yang diikatkan pada tiang pancang.
3. Menyiapkan areal budidaya
Setelah lokasi sudah dipastikan
cukup baik, maka dilakukan persiapan lahan sebagai berikut :
a. Bersihkan dasar perairan lokasi
budidaya dari rumput-rumput laut liar dan tanaman pengganggu lain yang biasa
tumbuh subur.
b. Bersihkan calon lokasi dari
karang, batu, bintang laut, bulu babi, maupun hewan predator lainnya.
c. Menyiapkan tempat penampungan
benih (seed bin), bisa terbuat dari kerangka besi dan berjaring kawat
atau dari rotan, bambu, ukurannya bervariasi 2 x 2 x 1.5 meter atau 2 x 2 x 1.5
– 1.7 meter.
4. Memilih metode budidaya yang
akan digunakan
Membudidayakan rumput laut di
lapangan (field culture) dapat dilakukan dengan tiga macam metode
berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan, yakni metode dasar, metode
lepas dasar, dan metode apung.
a. Metode dasar (bottom method)
Metode dasar adalah metode
pembudidayaan rumput laut menggunakan benih bibit tertentu, yang telah diikat,
kemudian ditebarkan ke dasar perairan, atau sebelum ditebarkan benih di ikat
dengan batu karang. Metode ini juga terbagi atas dua yaitu : metode sebaran (broadcast)
dan juga metode budidaya dasar laut (bottom farm method).
b. Metode lepas dasar (Off-bottom
method)
Metode ini dilakukan dengan
mengikatkan benih rumput laut (yang diikat dengan tali rafia) pada rentangan
tali nilon atau jaring di atas dasar perairan dengan menggunakan
pancang-pancang kayu. Metode ini terbagi atas : metode tunggal lepas dasar (Off-bottom
monoline method), metode jaring lepas dasar (Off-bottom-net method),
dan metode jaring lepas dasar berbentuk tabung (Off-bottom-tabular-net
method).
c. Metode apung (floating method)
Metode ini merupakan rekayasa
bentuk dari metode lepas dasar. Pada metode ini tidak lagi digunakan kayu
pancang, tetapi diganti dengan pelampung. Metode ini terbagi menjadi : metode
tali tunggal apung (Floating-monoline method), dan metode jaring apung (Floating
net method).
5. Penyediaan bibit
Setelah dipilih metode budidaya
yang akan dilakukan, langkah selanjutnya adalah penyediaan bibit. Bibit
dikumpulkan dari pembibitan langsung, dilakukan dengan beberapa metode
pengumpulan benih, yaitu :
a. Metode penyebaran secara spontan
Potongan-potongan (fragmen
tetrasporotphyte) diletakkan pada jaring-jaring benih (seed nets)
dan dapat pula diletakkan pada potongan-potongan batu di dalam tangki pengumpul
yang telah diisi air laut. Setelah itu dibiarkan hingga tetraspora menyebar
secara spontan.
b. Metode kering
Tetrasporotphyte dikeringkan
dibawah sinar matahari selama tiga jam, kemudian ditempatkan dalam tangki
seperti motode a di atas. Prosedur berikutnya sama dengan metode a.
c. Metode kejutan osmotic
Tetrasporotphyte direndam
dalam air laut berkonsentrasi 1,030 g/cm3 selama
25 menit, kemudian direndam ke dalam air laut berkonsentrasi normal sambil
diaduk dan akhirnya suspensi spora dapat diperoleh.
6. Penanaman bibit
Bibit yang akan ditanam adalah thallus
yang masih muda dan berasal dari ujung thallus tersebut. Saat yang
baik untuk penebaran maupun penanaman benih adalah pada saat cuaca teduh (tidak
mendung) dan yang paling baik adalah pagi hari atau sore hari menjelang malam.
7. Perawatan selama pemeliharaan
Seminggu setelah penanaman, bibit
yang ditanam harus diperiksa dan dipelihara dengan baik melalui pengawasan yang
teratur dan kontinyu. Bila kondisi perairan kurang baik, seperti ombak yang
keras, angin serta suasana perairan yang banyak dipengaruhi kondisi musim
(hujan/kemarau), perlu pengawasan 2-3 hari sekali.
8. Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan bila
rumput laut telah mencapai berat tertentu, yakni sekitar empat kali berat awal
(waktu pemeliharaan 1.5 – 4 bulan). Cepat tidaknya pemanenan tergantung metode
dan perawatan yang dilakukan setelah bibit ditanam.
9. Pengeringan hasil panen
Penanganan pasca panen, termasuk
pengeringan yang tepat sangat perlu, mengingat pengaruh langsungnya terhadap
mutu dan harga penjualan di pasar.
Budidaya rumput laut di tambak
merupakan salah satu cara pemanfaatan lahan untuk memenuhi permintaan rumput
laut yang semakin meningkat, terutama untuk rumput laut jenis Gracillaria sp.
Budidaya rumput laut di tambak memiliki lebih banyak keunggulan daripada
budidaya di perairan pantai (laut). Keuntungan itu antara lain : tanaman rumput
laut agak terlindungi dari pengaruh lingkungan yang kurang sesuai, serta juga
memungkinkan untuk dilakukan pemupukan, termasuk kemudian mengontrol kualitas
air, khususnya salinitas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam budidaya rumput laut di tambak yakni :
1. Pemilihan lokasi
Lokasi untuk budidaya rumput laut
di tambak harus memenuhi beberapa persyaratan, dimana persyaratan yang harus
dipenuhi hampir sama dengan tambak untuk budidaya udang. Syarat-syarat tersebut
seperti :
a. Gelombang dalam tambak (akibat pengaruh
angin) tidak terlalu besar
b. Areal pertambakan sebaiknya melandai
c. Pasang surut yang baik berkisar antara
1.5-2.5 m.
d. Tersedia air tawar untuk mengatur salinitas
e. Kualitas air yang dibutuhkan dengan salinitas
berkisar antara 12-30 permil, dengan
kadar ideal 20-25 permil; suhu berkisar 18-30oC dengan suhu optimum 20-25oC; pH berkisar 6-9 dengan kisaran optimum
6.8-8.2; oksigen berkisar 3-8 ppm. Selain itu, air tidak mengandung atau
membawa lumpu.
f. Dekat dengan rumah penduduk (untuk akses
tenaga kerja)
g. Aksesibilitas jalan untuk transportasi, dan
kebutuhan lainnya
2. Sistem distribusi air
Sistem distribusi yang baik sangat
diperlukan untuk dapat mengatur kualitas air, khususnya melalui penggantian air
yang teratur dan berulang-ulang.
3. Konstruksi tambak
Konstruksi tambak yang dibangun
harus dapat menjawab kebutuhan untuk kegiatan budidaya yang dilakukan. Hal yang
perlu diperhatikan terkait konstruksi tambak adalah bentuk tambak, pematang,
pintu air, dan juga saluran air.
4. Persiapan penanaman
Sebelum dilakukan penanaman, tanah
dasar terlebih dahulu dinaikkan ke pematang. Setelah kering, tanah kemudian
dimasukkan lagi. Untuk mempercepat pertumbuhan Gracillaria sp, tanah
dapat dipupuk dengan menggunakan urea tiga kg per hektar, atau 1-2 ton pupuk
kandang per hektar. Sedang untuk bibit yang digunakan dapat diperoleh dari
maupun usaha budidaya.
5. Penanaman bibit
Penanaman bibit mengunakan broadcast
method, dimana bibit tanaman ditebar di seluruh bagian tambak. Bibit yang
ditebar adalah bagian thallus yang masih muda, yang diperoleh dengan
jalan membuang bagian-bagian pangkalnya. Sedang untuk bagian ujungnya dapat
ditebar ke dalam tambak, karena bibit yang berasal dari bagian ujung lebih baik
daripada bagian pangkalnya.
6. Perawatan selama pemeliharaan
Perawatan pada budidaya rumput laut
di tambak hampir sama dengan budidaya di laut. Perlu juga diperhatikan kondisi
air, dan hama dan gulma yang menyerang seperti lumut dari jenis Enteromorpha
in Limnea glabra Muller yang biasanya menyerang dengan membelit rumput
laut, sehingga memperlambat pertumbuhan rumput laut.
7. Pemanenan
Rumput laut biasanya dapat dipanen
bila usia pemeliharaan sudah mencapai 45-60 hari (sekitar 2 bulan) dengan berat
biasanya berkisar antara 500-600 gram. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
bahwa pemanenan juga dapat dilakukan setiap tujuh hari sekali. Untuk penanganan
pasca panen hampir sama dengan yang telah dijelaskan pada budidaya rumput laut
di perairan pantai atau laut
Post Terkait
1 komentar:
Kami TPS International surabaya siap menerima stok dari Rumput laut, perusahaan kami berpusat di singapura dengan nama TPS Enterprise, mengenai harga dan lainnya, silakan hubungi 085230309159
Posting Komentar